jump to navigation

menahan diri untuk berprasangka buruk. August 7, 2011

Posted by nindtaa in chocolate.
Tags:
trackback

assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh.

selamat berpuasa bagi semua saudara-saudaraku ummat muslim yang dirahmati ALLAH.

puasa adalah ibadah yang hanya antara kita dan ALLAH saja yang tahu, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman: Semua amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila suatu hari salah seorang dari kalian sedang berpuasa maka janganlah dia mengucapkan kata-kata kotor ataupun berteriak-teriak. Apabila ada orang yang mencaci-maki dirinya atau memeranginya maka ucapkanlah; Aku sedang puasa. Demi tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi. Seorang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan; ketika berbuka puasa maka dia merasa senang, dan ketika berjumpa dengan Rabbnya maka dia pun merasa senang dengan puasanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

dalam puasa ini banyak hal yang harus kita lakukan, dibandingkan hari-hari biasanya. mulai dilarang makan, dilarang minum, menahan syahwat, menjauhkan diri dari yang haram dan menahan diri dari perbuatan-perbuatan terlarang lainnya. Salaha satu perbuatan yang paling sulit untuk dihindari oleh manusia adalah prasangka. Karena, manusia tidak mungkin tidak berfikir, dan apa yang ada di fikiran seolah-olah tidak dapat di kontrol, termasuk memikirkan tentang orang lain. Pikiran tentang orang lain inilah yang disebut prasangka, dan prasangka itu ada yang baik (husnudzon) dan prasangka buruk (su’udzon).

Sungguh manusia tidak dapat lepas dari hal ini, termasuk juga saya yang merupakan manusia biasa yang sangat amat jauh dari kata sempurna. Tak jarang terbersit prasangka-prasangka buruk terhadap saudara saya, tak jarang pula, prasangka yang sudah tak sanggup lagi dibendung ini, pada akhirnya diceritakan pada orang lain, dan pada akhirnya timbulah kelakuan yang sangat buruk yakni menggunjing. Naudzubillah..

semoga tulisan ini dapat menjadi sarana pengingat bagi diri saya sendiri dan saudara-saudara saya yang saya cintai Aamiin.

Bismillah..

Konon katanya, ngerumpi merupakan tradisi kaum wanita. Meski bukan jaminan kaum laki-laki selamat dari kebiasaan ini. Sekilas memang terasa mengasyikkan, hingga jarang kita temui majelis-majelis yang bersi dari kegiatan gunjing- menggunjing alias ngerumpi.

Banyak dari kita menganggap remeh dan sepele masalah ini. Berawal dari anggapan itulah, syaitan dapat dengan mudah menyeret kita dalam maksiat. Syubhat-syubhat yang dihembuskannya, membuat kita merasa aman dari dosa, pada saat asyik membicarakan aib dan kekurangan saudara kita. Pepatah mengatakan, lidah tak bertulang tapi bisa lebih tajam dari sebilah pedang. Bagaimana tidak? Lidah yang tidak terjaga bisa menyulap perasaan cinta menjadi kebencian, persaudaraan menjadi dendam kesumat, mencerai-beraikan persatuan, dan melahirkan sikap saling bermusuhan. Lebih dari itu, lidah yang tidak terpelihara dapat menyeret pemiliknya ke dalam Jahannam pada hari kiamat kelak -wa’iyadzubillah.
Bila demikian besar bahaya perbuatan ghibah (ngerumpi) ini, lalu mengapa kaum muslimin masih sangat sering melakukannya? Bahkan, mereka yang telah berpredikat sebagai ‘orang ngaji’ sekalipun, ternyata tanpa mereka sadari sering tergelincir ke dalam perbuatan ini. Selain faktor lemahnya iman seseorang, bisa jadi hal itu terjadi karena mereka kurang memahami, hingga mereka menganggap sah-sah saja perbuatan ghibah yang dilakukan itu.

Mari kita lihat beberapa pengertian berikut 🙂

1. Ghibah

Dari Abu Huroiroh radliyallahu ‘anhu bahwsanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tahukah kalian apakah ghibah itu? Sahabat menjawab : Allah dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu”, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : Bagaimanakah pendapatmu jika itu memang benar ada padanya ? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya”. (Muslim no 2589, Abu Dawud no 4874, At-Tirmidzi no 1999 dan lain-lain)

  • larangan untuk menggibah orang lain:

Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih. (Al Hujurat 12)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

Setiap muslim terhadap muslim yang lain adalah haram, darahnya, hartanya, dan harga dirinya (HR Muslim IV/1986 no 2564)

  • hukuman bagi orang yang menggibah orang lain:

Ketika aku dinaikkan ke langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga yang mereka gunakan untuk mencakar-cakar wajah dan dada mereka. Akupun bertanya, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” Dia menjawab, “Mereka adalah orang yang memakan daging manusia (menggunjing) dan mengusik kehormatan mereka (mencemarkan nama baiknya). (Hadits riwayat Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib.)

Sesungguhnya lisan merupakan organ tubuh yang sangat penting karena ialah yang menta’bir (mengungkapkan) apa yang terdapat dalam hati seseorang. Lisan tidak mengenal lelah dan tidak pernah bosan berucap, jika seseorang membiarkannya bergerak mengucapkan kebaikan maka ia akan memperoleh kebaikan yang banyak, adapun jika ia membiarkannya mengucapkan keburukan-keburukan maka ia akan ditimpa dengan bencana dan malapetaka, dan inilah yang lebih banyak terjadi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

أكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

Mayoritas dosa seorang anak Adam adalah pada lisannya(Hadits Shahih dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (As-Shahihah no 534)

wa’iyadzubillah.

demikian Saudaraku yang bisa saya sampaikan, semoga tulisan ini, dapat menjadi peringatan bagiku dan bagimu. Mari kita saling mengingatkan dalam kebaikkan wahai Saudara-Saudariku fillah..

untuk lebih jelasny dapat dilihat di link berikut :

http://www.firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/31-bahaya-menggunjing

Wassalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh..

Comments»

No comments yet — be the first.

Leave a comment